Pembahasan Kasus Kematian Anak akibat Malnutrisi di Provinsi Aceh

Provincial Monitoring Evaluation and Learning of IYCF & Maternal Nutrition, Pembahasan Kasus Kematian Anak akibat Malnutrisi di Provinsi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2021 dengan melibatkan 14 orang (8 perempuan dan 6 laki-laki) yang terdiri dari Dinkes Aceh, UNICEF, Human Initiative, dan Flower Aceh di taskforce room Dinkes. Pada pertemuan ini Dr. Tasya, narasumber, menyampaikan tentang pentingnya pembentukan pusat rujukan terapi gizi di Aceh untuk perawatan anak yang mengalami gizi buruk kronis. Meskipun sedikit jumlah anak yang mengalami gizi tetapi mereka membutuhkan perawatan yang intensif dikarenkan belum terbentuk harus di rawat jalan. Selanjutnya, Dr. Tasya menjelaskan konsep pusat rujukan terapi gizi yang terdiri dari komponen pelayanan rawat inap, pengelolaan gizi buruk bagi yang dirawat inap, kelompok sasaran, kriteria keluar, dan manajemen pusat terapi gizi.  Untuk alurnya akan dimulai dengan penanganan kemudian administrasi dan untuk kelompok sasaran yang rawat inap untuk balita 6 sampai 15 bulan dengan adanya edema +3 atau berat badan kurang dari 4 kg, dan tidak lulus tahap makan.

Anak yang masuk rawat inap akan mengikuti 10 langkah rawat inap dan 4 fase (stabilisasi, transisi, rehabilitasi, tindak lanjut) dimulai dengan pencegahan hipotermia, hipoglikemia, dehidrasi, gangguan elektrolit, mengobati infeksi, memperbaiki zat gizi, pemberian makan untuk stabilisasi dan transisi, tumbuh kembang di fase rehabilitasi, stimulasi tumbuh kembang, dan ditindaklanjuti rumah rawat jalan. Kemudian adanya 6 pendekatan building block yaitu kebijakan dan leadership yang terdiri dari (identifikasi penanggung jawab, pembentukan pokja gizi buruk, surat edaran dan sosialisasi temuan dini kasus gizi buruk dengan menggunakan pita LILA, surat edaran dari DPMG terkait pelibatan masyarakat untuk skrining, dan koordinasi rutin untuk pelaporan), pelayanan untuk rawat inap (layanan konseling, dukungan psikososial dan keagamaan), sarana dan prasarana (obat-obatan, operasional rumah sakit) informasi, sumber daya manusia (dokter umum, dokter spesialis anak), dan kerjasama lintas sector untuk berjalannya perawatan pusat rujukan terapi gizi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *