Sukses Kota Sabang Merawat Anak: Raih Anugerah KLA 2021 (3)

Kota Sabang, Aceh sukses meraih anugerah Kota Layak Anak (KLA) 2021. Banyak kisah di baliknya yang tak diraih serta-merta, dari ide memberi gaji kepada bayi sampai turunnya angka stunting.

Ibu-ibu terus berdatangan ke Meunasah Paya Seunara, sebagian menggendong anaknya, sebagian lagi menuntun jalan. Pemandangan itu terekam Kamis pagi (10/6/2021), meunasah itu difungsikan sejenak untuk Posyandu.

Semua anak diperiksa tenaga kesehatan, menimbang sampai mengukur tinggi badan. Jika ada masalah tumbuh kembang, orang tua akan mendapat bimbingan dari kader Posyandu. Di tengah pandemi COVID-19, aktivitas berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan, ibu-ibu dan kader diwajibkan mamakai masker.

“Pemandangan seperti ini rutin tiap bulan di seluruh Sabang,” kata Muallim Hasibuan, Fasilitator Flower Aceh, yang bertugas mendampingi program Geunaseh di Sabang.

Geunaseh sebagai bagian program terintegrasi Pencegahan Malnutrisi pada Ibu dan Anak, mengamanatkan penyaluran dana sebesar Rp 150 ribu kepada semua anak di Kota Sabang. Keluarga anak diikat dengan kepatuhan mengikuti layanan lainnya, salah satunya wajib ke Posyandu. “Kebijakan ini kemudian memicu ramainya kunjungan ke Posyandu di Sabang,” jelas Muallim.

Fasilitator Kelembagaan UNICEF di Kota Sabang, Eddy Husnizal, merincikan sejumlah data yang dicapai program. Sebelum Geunaseh diluncurkan, kunjungan ke Posyandu rata-rata 40 persen sampai 60 persen per bulan. Sementara pada tahun 2019, kunjungan ke Posyandu tercatat 92 persen.

“Pada awal tahun 2020 turun menjadi 23 persen karena pengaruh pandemi COVID-19, saat ini meningkat lagi menjadi 80 persen,” katanya.

Penyebaran virus corona di Sabang dan Aceh umumnya telah dimulai sejak Maret 2020. Kasus kemudian meningkat pada Juli 2020, memaksa Wali Kota Sabang mengeluarkan Surat Edaran Nomor 440/5022 tentang Teknis Pelaksanaan Kegiatan Geunaseh Sabang, tertanggal 27 Agustus 2020.

Kebijakan tersebut bukan menghentikan pelayanan terhadap anak, tetapi membatasi kunjungan ke Posyandu untuk menghindari kerumunan. Gantinya, para kader diwajibkan mendatangi rumah-rumah si anak untuk memberikan layanan dengan tetap patuh pada protokol kesehatan.

Sesuai data Dinas Kesehatan Sabang, penerima manfaat Geunaseh saat ini tercatat sekitar 5.000 anak. Mereka mendapat pelayanan rutin pada 36 Posyandu, 6 Puskesmas, 18 pos Bina Keluarga Balita (BKB) yang tersebar di 18 gampong dalam 2 kecamatan di Kota Sabang.

Setelah dua tahun program berjalan, angka prevalensi stunting Balita di Sabang menurun drastis. Pada tahun 2018 tercatat 26,5 persen, selanjutnya turun menjadi 13,5 persen pada 2019, dan turun lagi menjadi 10,3 persen di tahun 2020.

Sementara kepemilikan akta kelahiran ikut meningkat, dari 92 persen di tahun 2019 menjadi 98 persen di tahun 2020. “Data-data ini menjawab dengan sendirinya anggapan banyak warga dulunya, bahwa Geunaseh hanya sekadar program bagi-bagi uang tanpa manfaat seperti yang biasa berjalan,” papar Eddy.

***

Pemerintah Kota Sabang kerap mendapat undangan dari kementerian terkait, maupun kabupaten/kota lainnya untuk presentasi praktik baik dalam melaksanakan program terintegrasi Pencegahan Malnutrisi pada Ibu dan Anak.

“Hal yang paling banyak ditanya adalah kenapa Sabang bisa menjalankan program itu, kami menyampaikan sesuai fakta dan tentunya butuh perjuangan,” jelas Faisal Azwar, Kepala Bappeda Sabang.

Faisal berharap apa yang dilakukan Kota Sabang dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk memastikan kesejahteraan bagi anak. Harapan itu ikut disampaikan ke Bappenas, juga ke BKKBN, saat perwakilan lembaga tersebut berkunjung ke Sabang pada 2 Juni 2021 lalu.

Kota Sabang komitmen untuk terus meningkatkan layanan berkelanjutan, termasuk penyusunan Qanun Kesehatan Kota Sabang, tentunya dengan memasukkan kesehatan anak sebagai salah satu fokus. “Kami bersama UNICEF dan Flower Aceh juga sedang menyiapkam roadmap, jadi siapapun nantinya yang meneruskan sudah bisa berjalan dengan baik,” jelas Faisal.

Inovasi kota Sabang menjadikannya sebagai salah satu wilayah di Aceh yang meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) 2021 dari Kementerian Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), diumumkan pada 29 Juli 2021 lalu. Penghargaan ini diberikan kepada kota atau kabupaten yang telah melalui serangkaian verifikasi dan dinilai berprestasi dalam merencanakan, menetapkan serta menjalankan seluruh program pembangunannya dengan berorientasi pada hak dan kewajiban anak.

Selain layak anak, Kota Sabang juga dikenal sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata Indonesia. []

Sumber: Kumparan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *