(SIARAN PERS) Caleg Perempuan Aceh Tolak Politik Uang

Banda Aceh – Sejumlah calon legislatif (caleg) perempuan dari berbagai partai politik di Aceh sepakat untuk menolak politik uang dalam pemilihan umum (pemilu) 2019 ini. Mereka sepakat untuk mewujudkan pemilu yang bersih serta bebas dari politik uang dan politisasi SARA. Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah caleg perempuan dalam Pelatihan Calon Legislative Perempuan Aceh Untuk Pemilu Bersih yang dilaksanakan oleh Flower Aceh, Jumat, 22 Februari 2019 di Hotel Grand Arabia, Banda Aceh.

 “insert quote beberapa caleg perempuan yang menyatakan komitmen tolak politik uang.” Insert deklarasi…..

Ketua Flower Aceh Riswati mengatakan memasuki tahun politik 2019, tantangan yang dihadapi semakin beragam baik secara kualitas ataupun kuantitas, terutama terkait praktik money politik dan kampanye hitam/hoax yang sangat merugikan posisi kandidat perempuan. Untuk itu caleg perempuan dituntut untuk bersiap diri. Caleg perempuan perlu memikirkan upaya strategis menghadapi dan mengelola tantangan tersebut, memaksimalkan kerja-kerja penjangkauan konstituen melalui kampanye dan pemanfaatan media kampanye yang efisien dan menggugah, serta metode lainnya tanpa praktik money politik dan kampanye hitam.

“Melalui pesta demokrasi ini, caleg perempuan Aceh diharapkan menjadi role model dalam sukseskan pemilu bersih, dan terpilih menjadi anggota legislative,” tegas Riswati.

Ketua Aliasi Jurnalis Independen (Aji) Aceh M Ikhsan dalam paparannya mengatakan

kampanye politik bisa sangat mahal, namun ada cara untuk mesiasatinya, yaitu  dengan melakukan kampanye kreatif seperti vlog, iklan online media, profil, event.

“Pemanfaatan media sosial dan aplikasi pendukung itu sangat penting untuk menyampaikan pesan kampanye kreatif kita, karena 40% dari masyarakat Indonesia adalah pengguna aktif media sosial,” kata Ikhsan.

Ikhsan mengatakan, hal yang harus diperhatikan dalam membuat kampanye kreatif adalah memastikan visi dan misi harus disampaikan dengan baik dan bersifat persuasive.  Selain itu, penting juga strategi penggunaan media massa, contohnya dengan sering memberikan release atau opini ke media mengenai masalah dalam masyarakat atau bisa juga dengan menggadakan event-event yang sifatnya kreatif sehingga media tertarik untuk meliput.

“Ketika berkampanye hindari seremonial, mulailah untuk melakukan event-event kreatif agar media tertarik untuk dapat dan meliput karena ada nilai beritanya. Misal kegiatan membersihkan sampah di pantai atau lomba mural untuk pesan-pesan pemilu yang baik.”

Ketua Presidium Balai Syura Aceh Khairani yang juga menyatakan dirinya mendukung caleg perempuan Aceh untuk bertarung dan memenangkan pemilu 2019 ini. Dia mengatakan, Balai syura dan beberapa organisasi perempuan seperti flower sudah mengkampanyekan tolak politik uang dan juga pendidikan politik di tingkat desa. Selain itu pihaknya juga telah melakukan pendekatan dengan para ulama untuk mendulang dukungan pada caleg perempuan. 

“Kita menyadari ada banyak tantangan yang dihadapi caleg perempuan. Tangangan terbesar dari modal politik, dukungan dari partai sendiri kadang tidak penuh, keterbatasan modal sosial hingga keterbatasan ekonomi. Untuk itu kami ingin memberikan bukti nyata dukungan dengan membantu mengkampanyekan caleg perempuan,” jelas Khairani.

Lebih lanjut Khairani mengatakan, bukti nyata dukungan gerakan perempuan terhadap caleg perempuan adalah dengan menyiapkan tim kreatif untuk membantu caleg-caleg perempuan yang terbatas modal dan keahlian dalam penyiapan pesan kampanye.

“Teman-teman yang terbatas kemampuan untuk menyiapkan pesan kampanye kreatif bisa mendatangi Flower Aceh. Nanti tim kreatif Flower Aceh akan membantu membuatnya. Selain itu kita juga bisa membantu ibu-ibu yang ingin mengangkat permasalahan di masyarakat ke media, namun terbatas kemampuan untuk membuat release media.”

Selain itu, pihaknya juga membuka kesempatan kepada caleg perempuan untuk ikut serta dalam acara pertemuan regular di komunitas dampingan Flower untuk mengkampanyekan visi dan misi mereka. Dan juga mengajak para caleg perempuan tersebut untuk terlibat aktif dalam perayaan International Women Day (IWD) yang akan diperingati di bulan maret mendatang.

“Selain terlibat pertemuan tatap muka yang difasilitasi oleh gerakan perempuan, tolong jangan pernah abaikan media! Karena masyarakat kita menghabiskan setidaknya 10 jam dalam sehari, menggunakan media,” tutup Khairani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *